Trip kali ini adalah trip pertama saya di tahun 2017 sekaligus trip pertama saya menjajaki pantai di wilayah malang selatan, seperti karateristik pantai selatan di pulau jawa yang lainnya, terdiri dari deretan perbukitan batu karang dengan ombak lautnya yang tinggi, begitupun di wilayah malang selatan,
Ngetrip kali ini sama teman-teman kampus, setelah perdebatan yang panjang akhirnya kita putuskan untuk ke Pantai Batu Bengkung, karena di malang sendiri banyak sekali pantai yang indah dan lokasinya saling berdekatan,
Pantai Batu Bengkung ini merupakan sebuah tempat wisata berupa pantai yang juga terletak di pesisir selatan dan tepatnya di Kabupaten Malang . pantai ini ternyata juga berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang terkenal dan memiliki ombak yang cukup besar yang pastinya dilarang berenang, namun terdapat kolam alami yang terbentuk ketika air laut pasang, bisa digunakan untuk bermain air.
Ini rute yang saya lewati,
Rute dari Gresik ke Pantai bengkung
Saya kesana bertepatan dengan Libur tahun baru imlek yang jatuh pada hari sabtu, sudah pasti macet parah, normalnya dari Gresik ke pantai bengkung sekitar 8 jam, karena macet perjalanan sampai hingga 12 jam -_- , aksesnya jalannya lumayan naik turun bukit yang curam, hati jika berkendara ketika hujan dan malam hari.
Harga tiket masuk per januari 2017 15rb/orang dan 25rb/mobil untuk parkir, dipantai bengkung banyak tersedia warung-warung makan, mushola, toilet, dan tersedia camping ground jika ingin bermalam disana,
Pantainya tidak seberapa luas, saya mendirikan tenda di tepi laut dan pas dibelakang mobil, jadi tidak perlu jauh2 ketika ingin mengambil barang di dalam mobil hehe, oh ya ketika bermalam disana terjadi insiden kecil yaitu mobil teman saya bagian belakang mobil dilempari pasir oleh orang yang nggak dikenal yang lumayan mengotori dan merusak bagian belakang mobil, padahal saat itu masih sekitar pukul 10 malam, dan masih banyak orang, dan lokasinya memang minim penerangan, jika sobat berkunjung ke pantai bengkung, tetaplah selalu waspada terhadap kendaraan dan barang bawaan sobat, memarkir kendaraan dekat dengan lokasi camping kita tidak menjamin aman dari ulah tangan2 tidak bertanggung jawab.
Esok harinya saya mulai eksplor Pantai batu bengkung, berikut foto2 nya,
Pertama kali saya mendengar nama "Ki Ronggo Warsito" saat tengah mendengarkan pak dosen membacakan filosofi jawa beliau, saya langsung tertarik dengan nama tersebut, coba searching di mbah google ternyata sudah banyak artikel dan berita yang membahas biografi beliau.
Nama aslinya adalah Bagus Burhan. Ia adalah putra dari Mas Pajangswara (juga disebut Mas Ngabehi Ranggawarsita. Ayahnya adalah cucu dari Yasadipura II, pujangga utama Kasunanan Surakarta.
Ayah Bagus Burhan merupakan keturunan Kesultanan Pajang sedangkan ibunya adalah keturunan dari Kesultanan Demak. Bagus Burhan diasuh oleh Ki Tanujaya, abdi dari ayahnya.
Sewaktu muda Burhan terkenal nakal dan gemar judi. Ia dikirim kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kyai Imam Besari pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di desa Tegalsari (Ponorogo). Pada mulanya ia tetap saja bandel, bahkan sampai kabur ke Madiun. Setelah kembali ke Ponorogo, konon, ia mendapat "pencerahan" di Sungai Kedungwatu, sehingga berubah menjadi pemuda alim yang pandai mengaji.
Ketika pulang ke Surakarta, Burhan diambil sebagai cucu angkat Panembahan Buminoto (adik Pakubuwana IV). Ia kemudian diangkat sebagai Carik Kadipaten Anom bergelar Mas Pajanganom tanggal 28Oktober1819.
Pada masa pemerintahan Pakubuwana V (1820 – 1823), karier Burhan tersendat-sendat karena raja baru ini kurang suka dengan Panembahan Buminoto yang selalu mendesaknya agar pangkat Burham dinaikkan.
Pada tanggal 9November1821 Burhan menikah dengan Raden Ayu Gombak dan ikut mertuanya, yaitu Adipati Cakradiningrat di Kediri. Di sana ia merasa jenuh dan memutuskan berkelana ditemani Ki Tanujoyo. Konon, Burhan berkelana sampai ke Pulau Bali untuk mempelajari naskah-naskah sastra Hindu koleksi Ki Ajar Sidalaku.
Bagus Burhan diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom bergelar Raden Ngabei Ronggowarsito, menggantikan ayahnya yang meninggal di penjara Belanda tahun 1830. Lalu setelah kematian Yasadipura II, Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14September1845.
Pada masa inilah Ranggawarsita melahirkan banyak karya sastra. Hubungannya dengan Pakubuwana VII juga sangat harmonis. Ia juga dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian.
Naskah-naskah babad cenderung bersifat simbolis dalam menggambarkan keistimewaan Ranggawarsita. Misalnya, ia dikisahkan mengerti bahasa binatang. Ini merupakan simbol bahwa, Ranggawarsita peka terhadap keluh kesah rakyat kecil.
Meskipun demikian, Belanda tetap saja membuang Pakubuwana VI dengan alasan bahwa Pajangswara telah membocorkan semuanya. Fitnah inilah yang menyebabkan Pakubuwana IX kurang menyukai Ranggawarsita, yang tidak lain adalah putra Pajangswara.
Hubungan Ranggawarsita dengan Belanda juga kurang baik. Meskipun ia memiliki sahabat dan murid seorang Indo bernama C.F. Winter, Sr., tetap saja gerak-geriknya diawasi Belanda. Ranggawarsita dianggap sebagai jurnalis berbahaya yang tulisan-tulisannya dapat membangkitkan semangat juang kaum pribumi. Karena suasana kerja yang semakin tegang, akibatnya Ranggawarsita pun keluar dari jabatan redaksi surat kabar Bramartani tahun 1870.
Ranggawarsita meninggal dunia secara misterius tanggal 24Desember1873. Anehnya, tanggal kematian tersebut justru terdapat dalam karya terakhirnya, yaitu Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri. Hal ini menimbulkan dugaan kalau Ranggawarsita meninggal karena dihukum mati, sehingga ia bisa mengetahui dengan persis kapan hari kematiannya.
Penulis yang berpendapat demikian adalah Suripan Sadi Hutomo (1979) dan Andjar Any (1979). Pendapat tersebut mendapat bantahan dari pihak elit keraton Kasunanan Surakarta yang berpendapat kalau Ranggawarsita adalah peramal ulung sehingga tidak aneh kalau ia dapat meramal hari kematiannya sendiri.
ini adalah salah satu filosofi karya beliau yang saya dengar dari dosen saat mengajar ;
Rezeki iku ora isu ditiru, senajan podo lakumu, senajan podo dodolanmu, senajan podo kerjomu, hasil sing ditompo bakal bedo, iso bedo ning akehe bondho, iso ugo bedo ono ning roso lan ayeme ati, yo iku sing jenenge bahagia.
Kabeh iku soko tresnane Gusti kang Maha kuwasa, sopo temen bakal tinemu, sopo wani rekoso bakal gayuh mulyo. Dudu akehe, nanging berkahe kang ndadekake cukup lan nyungkupi
Wis ginaris ning takdirie manungso, yen opo sing urip kuwi wis disangoni soko sing Kuwoso, dalan urip lan pangane wis cemepak, cedak koyo angin sing diserot mbendinane. Nanging kadang manungso sulap moto lan peteng atine, sing adoh soko awake katon padang cemplorot ngawe-awe. nanging sing cedak ning ngarepe lan dadi tanggung jawabe di sio-sio koyo ra nduwe guno
Rezeki iku wis cemepak soko gusti ora bakal kurang anane kanggo nyukupi kebutuhan manungso soko lair tekane pati. Nanging yen kanggo nuruti karep menungso sin ora ono watese, rasane kabeh cupet ning pikirane ruwet, lan tambah marai buntet…mumet.
Welinge wong tuo: opo sing ono dilakoni lan opo sing urung ono ojo di arep-arep, semelehke atimu yen wis dadi nduwekmu bakal tinemu, yen ora jatahmu opo maneh kok ngrebut soko wong liyo nganggo coro sing olo, yo dienteni wae iku bakal gawe uripmu loro rekoso lan angkoro murko sak njeroning kaluwargo, kabeh iku bakal sirna balik dadi sakmestine.
Yen umpomo ayem iku mung bisa dituku karo akehe bondho ndahno reksane dadi wong sing ora nduwe, untunge ayem iso di nduweni sopo wae sing gelem ngleremke atine ing bab kadonyan, seneng tetulung marang liyan, lan pasrahke uripe marang Pangeran, Gusti Allah ingkang Maha Dumadi.
Kerjo pancen rekoso, ananging luwih rekoso maneh yen ora kerjo, syukuri opo sing wis ono..
Artinya:
Rezeki itu tidak bisa ditiru, walaupun sama perbuatanmu, walaupun sama jualanmu, walaupun sama kerjamu, hasil diterima pastilah berbeda, bisa beda dalam banyaknya benda, bisa juga beda di rasa berupa ketenangan hati, ya itu namanya bahagia.
Semua itu berasal dari cintanya Tuhan yang maha kuasa, siapa yang sungguh-sungguh bakal menemukan, siapa yang berani bersusah payah bakal mendapatkan kemuliaan. Bukan banyaknya, namun berkah yang menjadikan benda itu cukup dan mencukupkan.
Sudah digariskan takdirnya manusia, siapa saja yang hidup itu sudah dicukupkan oleh yang Kuasa, jalan hidup dan makanan yang mudah dijangkau, dekat laksana angin yang dihirup setiap harinya. Namun kadang manusia silap mata dan gelap hatinya, yang jauh dari dirinya keliatan jelas, terang benderang memanggil manggil. Sementara yang dekat ada didepan matanya dan menjadi tanggungjawabnya di sia-sia dianggap tidak ada gunanya.
Rezeki itu sudah dicukupkan oleh Gusti tidak bakal kurang adanya untuk mencukupi kebutuhan manusia dari lahir hingga datangnya mati. Namun karena manuruti keinginan manusia yang tiada batasnya, menjadikan semuanya terasa sempit, menjadikan pikiran ruwet dan tambah menjadikan tidak ada jalan keluarnya dan pusing.
Nasehat orang tua: Apa yang ada dikerjakan dan apa yang belum ada janganlah diarep-arep, tenangkanlah hatimu, sesuatu yang telah menjadi milikmu bakal didapat, dan bila bukan jatahmu apalagi dengan merebut dari orang lain dan dengan cara yang tidak baik, ya tunggu saja bahwa hal itu akan membuat hidupmu sakit sengsara dan hadirnya angkara murka didalam keluarga, semua itu akan sirna kembali sesuai yang telah ditetapkan.
Bila ketenangan hati bisa dibeli dengan banyaknya benda, rasakan sulitnya menjadi orang yang tidak punya, untungnya ketenangan hati bisa dimiliki siapa saja yang mau berusaha menghindarkan hatinya dalam hal keduniaan, seneng menolong orang lain dan memasrahkan diri kepada pangeran, Gusti Allah yang maha berbuat.
Kerja memang menyiksa, namun lebih menyiksa lagi orang yang tidak kerja, syukuri apa yang sudah ada.
Filosofi yang sederhana tidak perlu susah-susah menafsirkan namun memiliki makna yang sangat luar biasa,
Ini adalah perjalanan kedua saya ke kawah ijen, perjalanan pertama saya bisa di baca DISINI "Touring ke kawah ijen, diperjalanan ini saya menggunakan mobil, jarak tempuh dan rutenya sama apabila dari surabaya jika menggunakan motor, jika sebelumnya Touring ke Kawah ijen dan Pantai Tanjung Papuma, Kali ini ke kawah Ijen dan Pantai teluk ijo atau Green bay yang masih terletak disatu kabupaten yaitu banyuwangi.
Saya berangkat dari Gresik pukul 15.00 *berangkat siang biar bisa liat blue fire hehe, perjalanan kurang lebih sekitar 8 jam, sampai di pos paltuding pukul 23.00, istirahat sebentar makan dan ngopi2 menghangatkan badan kerena cuaca sedang gerimis,
Setelah istirahat saya dan kawan2 siap2 memulai pendakian pukul 01.00 dini hari, dan ternyata pendakian ke kawah ijen ditutup dan baru dibuka kembali pukul 6 pagi karena aktifitas vulkanik gunung ijen sedang meningkat, efek dari gunung raung yang juga sedang bergejolak, dan akhirnya pupus sudah harapan saya untuk bisa melihat si api biru alias blue fire yang fenomenal itu hmmm :((,
Tepat pukul 06.00 kami mulai pendakian, kabut tipis dan bunga-bunga yang manis cukup mengobati kekecewaan saya yang tidak bisa bertemu dengan si api biru / blue fire itu.
Bunga yang manis :))
Kabut tipis
Track pendakiannya masih sama seperti kunjungan pertama saya ke Kawah Ijen, masih berpasir dan medan yamg berkelok-kelok, hanya saja sedikit basah akibat hujan semalam, hujannya sih diluar, tapi basahnya dipipi *eaaaaa hehe
Sesekali berpapasan dengan bapak penambang belerang, membawa beban yang sangat berat dengan medan yang terjal seperti ini dan upah yang tak seberapa ditambah lagi bahaya asap belerang yang setiap saat mengintai, sungguh bapak yang tangguh, semoga tuhan selalu memberikan limpahan rahmat, rezeki dan kesehatan kepada beliau, aamiin.. :)
Penambang belerang
Belerang
"Hidup ini keras, kalau ndak kerja ya ndak makan" kata si bapak. sungguh riskan jika dibandingkan dengan kekayaan alam indonesia khususnya di kawah ijen, semoga pemerintah tidak hanya menggenjot sektor pariwisatanya saja, tapi juga memperhatikan nasip orang-orang disekitar tempat wisata.
Perjalanan mendaki selama 3 jam tidak terasa karena pemandangan selama perjalanan sangat indah.
Gunung
Awan
Indah :))
Akhirnya sampai juga di atas :))
Kawah ijen
Bersama teman2
Trio wekwek :))
berikut video perjalanan saya :))
Ikuti perjalanan saya selanjutnya ke Pantai Teluk Ijo / Green bay, surganya banyuwangi :))
Setelah sebelumnya saya berkunjung ke Kawah Ijen, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Teluk ijo, meskipun Teluk Ijo letaknya masih satu kabupaten dengan Kawah ijen yaitu banyuwangi ternyata jaraknya sangat jauh, sekitar 107 KM, menurut Google maps akan memakan waktu perjalanan sekitar 3 jam 15 menit tapi kenyataannya kita menempuh 8 jam perjalanan karena akses jalannya masih kurang baik dan sekitar 20 KM sebelum Teluk ijo masih berupa jalan makadam ditambah lagi musim hujan begini dijalan banyak kenangan, *eh genangan :D
Jam menunjukkan pukul 17.00 dan saya baru sampai di tempat parkir kendaraan wisata teluk ijo, karena kita datang kesorean dan perahu penyeberangan hanya sampai jam 4 sore, oh ya untuk mencapai pantai teluk ijo ada beberapa alternatif pilihan, pertama naik perahu biaya 35rb/orang PP, Ojek motor 10rb/orang tapi tidak langsung sampai, masih harus berjalan kaki kurang lebih 30 menit, dan yang terakhir jalan kaki biaya gratis hehe kurang lebih 2 jam perjalanan (Harga per februari 2015), akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk bermalam disini, dan berangkat esok hari ke teluk ijo,
Kita bermalam di homestay milik pak arifin, dengan tarif awal 75rb/orang, setelah melakukan negosiasi yang panjang, alot, rumit dan melelahkan :D akhirnya disepakati harga 100rb untuk 8 orang, sadiiiis hahaha...
Esok paginya sebelum menyeberang ke teluk ijo (karena fisik yang sudah lelah setelah dari Kawah ijen, kita putuskan untuk naik perahu saja) kita sempatkan berfoto dipantai dekat parkiran kendaraan, nggak tau nama pantainya apa :D
Pantai dekat parkiran
Lompat
Akhirnya kita mulai menyeberang, ombaknya lumayan tinggi.
Perahu yang mengantar kami
Digoyang ombak, tetap cekrek :D
Setalah 15 menit digoyang ombak :D akhirnya kita sampai di surganya banyuwangi, Pantai Teluk Ijo atau Green Bay :)) Pasirnya putih, warna lautnya memang hijau kebiru-biruan.
Lautnya memang hijau
Pasir putih
Cantik :))
Papan Nama
Waktunya berbasah-basahan...
Dihantam ombak
Ber-tujuh
Ber-empat
Ber-dua :P
Di sebelah kiri pantai Teluk ijo ada ada panta lagi nama pantai batu, banya nemo disini dan temen2 nya lain, spot yang bagus buat snorkling.
Pantai batu
Pantai batu
Berikut Video singkat perjalan saya ke Pantai Teluk Ijo (Green Bay)
Perjalanan yang luar biasa, dapat pengalaman baru, teman baru dan tentunya cerita baru :D
Setelah dari kawah Ijen kita melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Papuma Jember, jarak dari kawah Ijen ke papuma sekitar 4 setengah jam menurut google maps hehe seperti perjalanan sebelumnya saya mengandalkan Google maps karena kita semua buta arah hehe. Jam 12 siang Kita turun dari Paltuding lewat jalan yang tadi kita berangkat ke arah Bondowoso kemudian terus ke arah selatan sampai ke Jember,
Bagi teman-teman yang belum tau apa itu pantai Papuma, menurut Mbah Wiki Papuma adalah salah satu kawasan wisata unggulan Kabupaten Jember yang terletak kurang-lebih 40 km sebelah selatan kota Jember. Tempat ini terletak di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan. Kata “Papuma” berasal dari akronim Pasir Putih Malikan. Sesuai dengan namanya Pantai Tanjung Papuma adalah sebuah penjorokan daratan ke laut dengan pantai pasir putih.
papuma
Tepat pukul 8 malam kita sampai di pantai Papuma, pantai ini buka 24 jam, bagi yang ingin bermalam ada persewaan pondok, tenda dan camping ground, banyak juga warung-warung 24 jam.
Karena fisik yang sudah kelelahan kami pun tidur kruntelan beralaskan jas hujan diatas pasir putih Papuma,
Esok paginya kita mulai eksplor pantai Papuma, berikut foto-foto nya :))